Pahlawan, Dulu dan Sekarang...




              Berpuluh tahun sudah kita mengenang para pahlawan. Dan apa yg kita kenang tentang pahlawan hampir selalu sama, yaitu tentang para tokoh perjuangan yg berkorban melawan penjajahan demi tegaknya Indonesia Merdeka. Penetapan hari ini sebagai hari pahlawan pun tak lepas dari tema perlawanan atas kedatangan kembali Belanda yg hendak mengusik kemerdekaan Indonesia. Cerita, tokoh, inspirasi tentang kepahlawanan kita memang bersumber dari masa itu, masa penjajahan. Dari sebuah kondisi dimana ada musuh bersama yg harus kita lawan. Kita akan dapat dengan mudah menyebut puluhan, ratusan bahkan ribuan lebih orang yg layak disebut sebagai pahlawan dari masa itu, baik yg diakui oleh pemerintah maupun yang tidak. Tetapi kita akan kesulitan bila harus menyebut siapa yg layak disebut pahlawan di masa kini karena pelajaran kita tentang pahlawan adalah berasal dari perlawanan atas musuh bersama yg bernama penjajahan. Sedangkan di era kemerdekaan ini, siapa yg kita lawan? Siapa atau apa yg kini menjadi musuh kita bersama? Kesepakatan tentang musuh bersama ini penting agar kelak dalam menentukan seseorang layak atau tidak disebut pahlawan tidak lagi mengundang perdebatan. Kesimpangsiuran tentang musuh bersama inilah mungkin yg membuat kepahlawanan di masa sekarang lebih sulit ditemukan apabila dibandingkan dengan saat jaman penjajahan. Tentu saja saya mengatakan itu dengan asumsi bahwa tingkat kerelaan berkorban orang-orang saat ini untuk bangsanya masih sama besar dg saat jaman penjajahan. Bila tingkat kerelaan berkorban itu ternyata kini sudah sangat jauh berkurang dengan indikasi banyaknya orang-orang yg hanya sibuk memperjuangkan kepentingan sendiri atau golongannya di atas kepentingan NKRI, maka kelangkaan pahlawan saat ini selain disebabkan oleh soal musuh bersama di atas, mungkin bisa juga ditambahkan karena hal ini. 
                Melihat fenomena kelangkaan pahlawan ini saya jadi teringat perkataan Bung karno dahulu dimana beliau berkata, 'Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.' Seolah Si Bung sudah menyiratkan sejak dahulu bahwa akan tiba masa di era Indonesia merdeka dimana sesama anak bangsa akan saling memandang sebagai lawan karena adanya konflik kepentingan. Musuh bersama sulit didefinisikan karena orang-orang di dalam Indonesia sendiri saling bermusuhan dan pada akhirnya kepentingan bersama pun menjadi korban. Dalam kondisi seperti ini, saya amat merindukan hadirnya sosok pahlawan baru. Seorang yg hadir bukan untuk melawan tetapi berkawan. Seorang yang mampu merangkul dan menyatukan seluruh komponen bangsa karena musuh bersama tak akan ada tanpa kita terlebih dahulu bersama. Kepentingan bersama hanya akan menjadi dongeng indah di masyarakat yg terpecah-belah. Meski kondisi saat ini membuat kita merasa prihatin namun kita harus tetap yakin karena seperti ucapan Bung Karno lainnya, 'Bangsa yg tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yg merdeka.' Dan semoga momen hari pahlawan ini bukan hanya sekadar jadi hari peringatan tetapi lebih membangun kesadaran bahwa sikap kepahlawanan bukan hanya kita butuhkan saat masa penjajahan tetapi juga di era Indonesia merdeka. Dulu kita butuh pahlawan yg mengajak untuk melawan tetapi sekarang rasanya lebih dibutuhkan pahlawan yg mengajak untuk berkawan. Selamat Hari Pahlawan, mari tunjukkan bahwa bila kita mampu bersatu memperjuangkan kemerdekan, kita juga bisa bersama sebagai bangsa yg merdeka. 

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jhontorrlambene/pahlawan-dulu-dan-sekarang_54f942f1a33311fc078b4a14